Selanjutnya
dan Lain Kali
(
sore di rumahmu )
Kita
disini lagi, sudah berjam-jam yang lalu. Diantara kursi yang berjajar
berhadapan, tapi tak seperti dulu lagi, kini kita duduk bersebelahan. Terasa
lebih dekat, lebih hangat. Mungkin karena sesekali tubuh kita saling merapat.Canda
tawa senyum dan kadang sedih, menjadi cerita kita. Tak bosan kita bercerita.
Lalu
kita diam lagi,dan angin terasa kencang masuk ke dalam rumah. Membela gordin
lusuh yang entah sejak berapa tahun lalu berada di situ. Setia menemani jendela
tua. Mentari yang mulai tenggelam makin membuat dingin.
“
Ning.!” Mulai lagi dengan memanggil namamu. Memecah kebekuan
“
Ya.” Jawabmu seolah mengerti makna di balik panggilan itu.
“ Ehmm…….”
Sekali lagi hilang kata-kataku. Tuhan, bantu aku.
“
Kenapa?” jawabmu menggodaku, dan itu makin membuat perasaanku kalang kabut.
Kenapa dengan wanita, selalu saja seperti itu.
“
Kamu cantik” Cuma itu yang bisa aku katakan. Dan itu juga yang membuat mukamu
sedikit memerah. Malu mungkin, atau bingung bagaimana harus menerima pujian.
Ku
raih tenganmu mencoba berbicara lewat bahasa tubuh, mencoba mengungkapkan semua
lewat sentuhan. Kucoba meraih tanganmu. Dingin, tangan kita sama-sama dingin.
Ku
coba memberanikan diri.
“
Ning, aku sayang kamu. Mau jadi kekasihku?” seolah semuanya benar-benar membeku
ketika aku berani mengucapkan itu. Jam terhenti pada pukul 17.10. berhenti
seolah menanti jawabmu. Berhenti menanti apa yang terjadi nanti. Tuhan berikan
yang terbaik buatku.
“
ehhmm…..” dirimu terhenti lagi. Seolah ada yang mencekik lehermu. Tuhan bantu
aku. Suasana makin dingin karena tingkahmu, seolah rumah ini pindah ke kutub
utara.
Ingin
segera kulepas genggaman tanganku, aku tak bisa menahannya lagi. Terlampau
dingin.
“
Iya…”
“
Iya apa?” aku mencoba bertanya, menginkan sesuatu yang lebih jelas. Lebih dari
sekedar kata “Iya”
“
Iya, aku mau jadi kekasihmu.” Suasana berubah seketika. Lebih hangat, lebih
nyaman
Bunga-bunga
seolah bermekaran di antara kita, menimbulkan aroma semerbak yang tak
tertandingi. Rumah ini terasa seperti istana, istana yang megah dengan kita
sebagai raja dan ratunya. Keluargamu nyewa semua.
Aku
menjadi makhluk paling berbahagia. Mungkin.
Aku
tersenyum sepanjang perjalananku menuju rumah. Jalanan menjadi indah dengan
ribuan bunga yang mengelilinginya. Indah, indah banget.
beuhh... dahsyattt... indahnya dunia.. :D
BalasHapusmakasih
BalasHapus